Labels

Saturday, September 4, 2021

Buntil Daun Talas Bu Nur Cacaban (Magelang)

Bismillah,

Buntil... 

Nama salah satu makanan tradisional yang masih tetap eksis hingga saat ini. Ia terbuat dari Daun Lumbu, atau lebih dikenal dengan Daun Talas.

Belum lama ini, saya berkesempatan untuk mencicipinya. Awalnya, lagi iseng buka Instagram. Skrol sana, slide sini, dan mampirlah ke @buntilbunur . Terus terang, saya sendiri jarang makan buntil, atau malah mungkin belum pernah makan. Seingat saya, waktu kecil, Ibu pernah beli buntil, tapi saya nggak mau makan.

Setelah melihat foto dan deskripsi yang ada di @buntilbunur, saya jadi tertarik untuk memesan. Ada dua varian yang dijual, yaitu buntil dengan isian ikan teri dan buntil dengan isian ikan tongkol. Saya memesan yang isiannya ikan tongkol. 

Sistem pemesanannya PO. Jadi, buntilnya dibuat setelah ada yang memesan. Kemudian, setelah buntilnya jadi, baru dikirim ke alamat pemesan.

Ada minimum order untuk pemesanannya, yaitu minimal 10 pcs.  Pengirimannya menggunakan jasa Paxel. Adapun jangkauan pengirimannya juga disesuaikan dengan jangkauan Paxel. Dan sepertinya, si penjual belum memakai ekspedisi lain selain Paxel. Pertimbangannya, supaya paket buntil tetap terjaga keawetannya. Karena buntil @buntilbunur sendiri, tidak memakai bahan pengawet dan ia tergolong makanan basah. InsyaAllah, Paxel sudah teruji untuk pengiriman paket makanan, terutama makanan basah.

Untuk info dan pemesanan, bisa kontak nomor WA : 0856 4335 5331
Adminnya insyaAllah ramah. Baarakallaahu fiik.

Untuk unboxing dan review buntilnya, silahkan cek link video berikut :

Terakhir, tulisan ini dibuat oleh seorang konsumen yang sangat puas dengan produk dan pelayanan dari @buntilbunur .

Ternyata, Buntil itu enak, ya. 
Baarakallaahu fiikum.

Semoga bermanfaat.

Sunday, December 13, 2020

Meramaikan (kembali) Beres Suzuki (Cileungsi)

Bismillah,


Sebenarnya tulisan ini tidak terkhusus pada Beres (Bengkel Resmi) Suzuki di Cileungsi saja, namun juga pada Beres Suzuki di tempat lain yang bernasib serupa.


Bisa dikatakan, saya suka dengan motor merk Suzuki; bahkan sebelum saya punya motornya. Berbulan-bulan, saya berusaha nabung untuk beli sepeda motor. Rencananya beli baru secara cash, bukan kredit. Qadarullah, uang yang ditabung datang dan pergi. Dan yang mengendap masih jauh dari harapan. Akhirnya diputuskan beli yang seken saja. Alhamdulillah, atas izin Alloh, bisa beli motor Nex II bekas, keluaran 2018 warna hitam.


Setelah proses balik nama, rencana berikutnya adalah membawa si Nex II ke bengkel resmi. Ketika cek di Google Map, Beres Suzuki terdekat yang masih buka, ada di Cileungsi. Namun, ketika sampai didepan bengkel, terpampang sebuah spanduk yang membuat saya gelisah hingga akhirnya saya memutuskan membuat tulisan ini.



Apakah sekarang bengkel ini sudah bukan Beres Suzuki lagi dan sudah jadi bengkel motor biasa?


Iseng-iseng coba cek ke situs suzuki.co.id, dibagian Dealer sepeda motor, masih ada nama “Suzuki Cileungsi” lengkap dengan alamatnya saat ini.



Hmm... Apakah data situsnya belum di update? Ataukah ada hal lain yang tidak saya ketahui. Saya sendiri belum konfirmasi ke “orang” bengkelnya sendiri. Namun jika cari lewat Google Map, lokasinya masih tertulis Suzuki Cileungsi.

Allaahu a’lam.


Kembali ke cerita awal. Setelah sampai, kesan pertama, bengkel ini sebenarnya punya tempat yang cukup luas, tapi sekarang lebih banyak kosongnya. Sepertinya dulu menjual sepeda motor baru juga. Terlihat dari poster-poster yang masih terpasang. 




Terlihat ada satu mekanik yang sedang melakukan servis motor Satria; sepertinya tipe All New. Pemilik motornya sendiri sedang duduk di bangku tunggu. Lalu ada satu orang lagi (bapak-bapak) yang jaga sebagai front desk.

Langsung saja saya menuju bapak tersebut untuk daftar servis serta menyampaikan keluhan selama "menunggang" si Nex II. Setelah menyerahkan kunci, bapak tersebut langsung bangkit dan menuntun si Nex II masuk ke ruang servis. Yang mengejutkan, bapak tersebut tidak balik lagi ke mejanya, namun langsung mengambil kunci-kunci serta oli dan mulai “mengoprek” si Nex II. Alhasil sekarang ada dua mekanik yang sedang bekerja, tanpa ada seorang pun yang jaga sebagai front desk.

MasyaAllah.




Sambil menunggu, saya mengamati area kosong disekitar situ. Saya membayangkan, dulu mungkin banyak motor-motor baru yang berjejer disitu. Sambil menunggu motor di servis, pengunjung bisa menikmati pemandangan tersebut. Saya juga membayangkan disitu sudah ada petugas yang sigap bila ada yang ingin beli motor, atau hanya sekedar tanya-tanya. Entah kapan terakhir kali semua itu ada. Kini semua itu hanya tinggal kenangan. 



Prihatin... Itu yang saya rasakan. Tapi, tidak ada yang bisa lakukan selain bertekad untuk selalu servis rutin di bengkel ini; insyaAllah. Meskipun hanya sekedar ganti oli yang sebenarnya bisa dilakukan sendiri di rumah. Kalaupun belum tahu caranya, bisa nonton video tutorialnya di You Tube. Namun saya berpikir, dibalik orang-orang yang masih bertahan dibengkel ini, ada keluarga yang harus dicukupi kebutuhannya.

Mungkin ada yang mengatakan harga spare part motor Suzuki mahal. Bisa jadi benar. Tapi hal itu sebenarnya bisa diantisipasi dengan cara menabung. Dari uang pemasukan yang ada, bisa disisihkan sebagian untuk biaya servis dan ganti spare part motor. Toh, servis rutin belum tentu sebulan sekali, apalagi sampai ganti spare part.

Mungkin ada juga yang komentar, mekanik dan front desk-nya kurang ramah. Ya, khusnudzon saja. Bisa saja ada hal-hal yang tidak kita ketahui. Allaahu a'lam. Sabar saja. Yang penting, motor tertangani dengan baik.


Harapan saya, semoga bengkel ini akan tetap eksis dan lestari. Dan tulisan ini saya buat tanpa ada masukan atau paksaan dari pihak manapun. InsyaAllah murni hasil dari kegelisahan dan keprihatinan saya sendiri. Semoga bisa diambil manfaatnya.

Baarakallaahu fiikum.

Saturday, June 9, 2018

Review Sepeda Polygon Sierra Oosten (warna putih)

Bismillah,

Pada suatu hari, tiba-tiba saja terlintas ide membelikan sepeda baru untuk istri tercinta. Utamanya demi mendukung mobilitasnya disekitaran rumah.
Merek Polygon sekali lagi dipilih mengaca dari pengalaman sebelumnya saat membeli Sierra Lite. Setelah klik sana-sini di halaman situs resminya, tertujulah mata ini pada suatu produk; Sierra Oosten. Sebuah nama yang langsung terpatri di hati.

Bentuknya yang mirip sepeda onthel namun dengan nuansa masa kini, membuat diri ini tertarik untuk "meminangnya". Ketika ditawarkan ke istri pun disambut dengan antusias. Setelah diskusi beberapa saat, dipilihlah warna putih; sesuai keinginan istri. Walaupun sebenarnya, in my honest opinion, warna hitam lebih keren. Namun karena sepeda ini bakal dipakai istri, yo wis ngikut saja. Tanpa jeda lama, segera saja menghubungi toko Polygon terdekat. Namun ternyata stok Oosten lagi kosong. Setelah berduka sesaat, segeralah cari alternatif lain lewat toko online. Alhamdulillah ketemu dan stoknya ada. Yang disayangkan lokasi pengirimannya dari Karanganyar. Tapi apa boleh buat. Demi mendapatkan Si Usten, transaksi segera dibereskan. Namun ternyata, sang pemasok mengirimkannya menggunakan pos biasa. Alhasil, nyampai rumah setelah sekitar 2 pekanan. Alhamdulillah Si Usten masih kinclong.

Berikut ini video penampakannya:






Tuesday, July 5, 2016

My Latest Bike, Polygon Sierra Lite Black (and White)

Bismillah,

Sudah lama tidak "sepedaan" sebenarnya membuat kaki ini agak gatal. Mungkin sudah sekitar lima tahun yang lalu. Terakhir semenjak my old federal soak bagian rodanya, hingga akhirnya turut di angkut bersama dengan sisa material bangunan.
Namun ketika melihat tetangga sekitar yang mulai rajin "sepedaan", tak terasa mulai ada gejolak di dalam hati. Dan kalau sudah masalah hati, well, susah untuk di bendung. Dan, di mulailah pencarian sepeda impian, yang tentu saja disesuaikan dengan dana yang tersedia.
Di awali dari beberapa situs penjualan online hingga akhirnya berlabuh di situs resmi polygon. Setelah mempertimbangkan segala aspek, terutama ketersediaan dana, akhirnya dipilihlah model city bike. Ada dua tipe yang "nyangkut" di hati; Sierra Lite dan Sierra Deluxe. Sebenarnya hati ini lebih condong ke Sierra Deluxe. Sierra Lite terlihat lebih feminin, terutama karena ada keranjang di bagian depan. Namun apa daya, budget berkata lain. Karena harganya lebih murah dari Sierra Deluxe (kurang dari setengahnya), pilihan pun jatuh kepada Sierra Lite. Setelah pesan dan transfer uang, Si Erra pun langsung diantar hari itu juga.
Dan.... Wow.
Lupakan masalah feminisme dan keranjang.
This is trully the sexiest city bike I've ever met.




Sunday, April 19, 2015

Jangan Iri Hati dan Mohon Karunia Alloh

Bismillah,

Dalam Al Quran surat An Nisaa ayat 32, Alloh berfirman :

"Walaa tatamannau maa fadh dhalallaahu bihii ba'dhakum 'alaa ba'dhin, lirrijaa li nashiibum mimmaktasabuu, wa linnisaa i nashiibum mimmaktasabn, was alullaaha min fadhlih, innallaaha kaa na bikulli syai in 'aliimaa."

Yang artinya :
"Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Alloh kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain, (karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan, mohonlah kepada Alloh sebagian dari karunia-Nya, sungguh Alloh Maha Mengetahui segala sesuatu."

Setidaknya ada beberapa hal yang tersurat dalam ayat tersebut, yang dapat dijadikan sebagai bahan renungan.
Pertama, perintah Alloh agar jangan iri hati terhadap karunia yang Dia lebihkan kepada hamba-Nya yang lain.
Mengapa harus demikian? Karena pada akhir ayat, Alloh menyampaikan bahwa Dia Maha Mengetahui. Alloh tahu, berapa kadar karunia yang harus Dia berikan kepada masing-masing hamba-Nya.
Poin berikutnya, bahwa kaum lelaki dan perempuan masing-masing memperoleh bagian dari yang mereka usahakan. Berapa besar bagiannya, kembali ke akhir ayat, hanya Alloh yang tahu.
Dan terakhir, perintah Alloh yang bisa dilakukan ketika timbul rasa iri, yaitu memohon kepada Alloh atas sebagian karunia-Nya.

Jangan iri dan mohon karunia Alloh.
Jika belum terwujud, tawakal kepada Alloh, karena Dia Maha Mengetahui.

Sesederhana dan semudah itu.

--- Self Reminder ---



Thursday, April 16, 2015

Beberapa Hal Sebelum Membeli iPhone Bekas (Second)

Bismillah,

Untuk saat ini, iPhone masih menjadi primadona bagi sebagian pengguna gadget. Sebagai smartphone kelas premium, iPhone memang memiliki spek yang mumpuni. Versi terbarunya masih tetap digandrungi walaupun di banderol dengan harga yang mahal dan lebih tinggi di banding kompetitornya.
iPhone memiliki fans yang biasa disebut Apple Boy. Dinamakan demikian karena gadget yang dimiliki kebanyakan berlabel "Apple". Mereka rela antri di depan toko menunggu rilis terbaru. Bahkan hingga menginap berhari-hari di dalam tenda. Ada kepuasan tersendiri saat menjadi sang pembeli pertama. Suatu hal yang jarang terjadi pada smartphone merek lain.
Versi lawasnya pun masih diincar banyak orang. Harganya yang lebih murah membuat para "apple boy wanna be" melirik segmen tersebut.
Namun, meskipun second, harganya masih relatif mahal. Apalagi bila dibandingkan dengan smartphone lain yang memiliki spesifikasi dan tahun rilis yang sama.
Membeli iPhone bekas tentu saja menjadi alternatif terbaik bagi yang memiliki dana terbatas. Namun perlu berhati-hati saat bertransaksi dengan penjualnya.
Ada yang jujur dengan menyebutkan kekurangan barang yang dijualnya secara gamblang. Namun, ada pula yang tidak jujur dengan kondisi sesungguhnya. Beberapa bagian mungkin sudah diganti, namun tidak dijelaskan kepada calon pembeli.
Bagi pembeli yang masih awam, mungkin akan langsung percaya dengan bualan si penjual. Ujung-ujungnya adalah kekecewaan sang pembeli karena memperoleh iPhone yang tidak sesuai dengan harapannya. Rasanya, uang yang telah ditabung berbulan-bulan, terbuang sia-sia.
Untuk itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum membeli iPhone bekas. Dalam kasus ini, yang digunakan sebagai contoh adalah iPhone 4s GSM.  Beberapa disarikan dari berbagai sumber dan ada juga yang berasal dari pengalaman pribadi.

Videonya juga bisa di cek disini :




Sunday, April 12, 2015

Patut Disadari

Bismillah,

Ketika gundah karena masih sendiri tanpa ada pendamping...., patut disadari bahwa di suatu tempat, ada pasangan suami istri yang hidup bersama namun serasa "di neraka".
Ketika pusing dengan penghasilan yang rendah...., patut disadari bahwa di luar sana ada seorang pengusaha yang stres memikirkan perusahaannya yang jatuh bangun.
Ketika sedih karena belum mendapat pekerjaan...., patut disadari bahwa ada seseorang yang pusing karena terlilit hutang akibat ketamakannya.
Ketika marah karena ulah anak yang menjengkelkan...., patut disadari bahwa ada pasangan lain yang dirundung duka karena belum dikaruniai keturunan.
Ketika kesal akibat ucapan orang tua yang merepotkan...., patut disadari bahwa ada seseorang yang menyesal seumur hidup karena belum meminta maaf kepada ayah ibunya yang telah meninggal dunia.

Ketika...., patut disadari....

Sesederhana itu.
Walau berat, tetap saja sesederhana itu.

--- Self reminder ---

Sunday, April 5, 2015

Menetapi Ketetapan-Nya

Bismillah,

Ketika, saat, bilamana, seandainya, mengapa, kapan, seharusnya.
Kata-kata yang sering mengawali kalimat kegundahan. Bahkan tulisan ini pun, di awali dengan kata-kata tersebut.
Tidak ada yang salah dengan kata-kata tersebut. Permasalahannya adalah ketika seseorang merangkainya dengan kata-kata lain menjadi satu kalimat pelampiasan kegelisahan hati.
Menjadi lebih bermasalah karena dia menyampaikannya kepada orang lain yang belum tentu mempunyai solusi. Belum lagi jika orang tersebut gemar ghibah. Pada akhirnya, hal itu menjadi aib yang tersebar ke khalayak ramai.
Padahal, Alloh lebih berhak untuk menerima keluh-kesah hamba-Nya. Dia lah Yang Maha Mengetahui dan Maha Kuasa.
Alloh yang memberi masalah dan Dia juga lah yang akan menunjukkan jalan keluarnya. Segala sesuatu yang Dia kehendaki menjadi ketetapan-Nya. Tidak ada yang bisa merubahnya kecuali Alloh sendiri. Yang bisa dilakukan hanyalah menetapi ketetapan-Nya serta meminta solusi dari setiap permasalahan yang dihadapi.

--- Self reminder ---

Sunday, March 22, 2015

Mengenal Karakter Seseorang Melalui Facebook

Bismillah,

Manusia diciptakan berbeda satu dengan lainnya. Masing-masing memiliki ciri khasnya sendiri. Bahkan yang dilahirkan kembar identik sekalipun, pasti memiliki sesuatu yang membedakan dengan lainnya. Adanya perbedaan itu tentu saja memiliki hikmah. Diantaranya, agar manusia saling mengenal satu dengan yang lain.
Di masa sekarang, perkenalan tidak hanya terjadi di dunia nyata saja. Jejaring sosial telah menjadi media yang ramai digunakan untuk saling berkenalan.
Meski memang tidak dapat dipungkiri bahwa media tersebut tidak bisa dijadikan sebagai patokan utama dalam menilai karakter seseorang. Ada hal-hal yang mungkin masih "belum nampak". Yang bahkan masih tersembunyi sekalipun mata sudah saling memandang. Namun setidaknya, sedikit banyak, karakter seseorang sudah bisa diketahui melalui media tersebut.

Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan saat ingin mengenal seseorang melalui media jejaring sosial; dalam hal ini yaitu Facebook. Sebagian besar berdasarkan pengalaman pribadi.

1. Nama Profil
Orang yang menggunakan nama asli memiliki kecenderungan terbuka dan apa adanya. Berbeda dengan yang memakai nama samaran atau nama yang aneh atau bahkan nyéleneh. Ada kemungkinan orang tersebut agak tertutup, malu dengan nama aslinya atau bisa juga hanya ingin "having fun" saja.

Monday, March 16, 2015

Don't Be Regretful; Be Grateful

Bismillah,

This post may have similiar theme with the previous post. But I think I had to write it down again. Especially to remind myself.
---

Don't be regretful...
When you angry without reason.
When you yell to your beloved.
When you made some mistaken.
When you spoke meaningless.
When you forgot important thing.
When your goal was not achieved.
When the one you loved already passed away.
When your dream did not came true.
Don't be so regretful...
---

Be grateful...
Cause you still alive in this sunny day.
Cause you still can sleep in a rainy night.
Cause you still can breath freely.
Cause you still healthy.
Cause you still have another goal to be achieved.
Cause you still have another dream to make it true.
Cause you still have another chances waiting to get by.
Cause you still have kindness to spread.
Cause you still have knowledge to share.
So, be grateful...

--- Self reminder ---