Bismillah,
Buntil...
Nama salah satu makanan tradisional yang masih tetap eksis hingga saat
ini. Ia terbuat dari Daun Lumbu, atau lebih dikenal dengan Daun Talas.
Belum lama ini, saya berkesempatan untuk mencicipinya. Awalnya, lagi
iseng buka Instagram. Skrol sana, slide sini, dan mampirlah ke
@buntilbunur . Terus terang, saya sendiri jarang makan buntil, atau malah
mungkin belum pernah makan. Seingat saya, waktu kecil, Ibu pernah beli
buntil, tapi saya nggak mau makan.
Setelah melihat foto dan deskripsi yang ada di @buntilbunur, saya jadi tertarik untuk memesan. Ada dua varian yang dijual, yaitu buntil dengan isian ikan teri dan buntil dengan isian ikan tongkol. Saya memesan yang isiannya ikan tongkol.
Sistem pemesanannya PO. Jadi, buntilnya dibuat setelah ada yang memesan. Kemudian, setelah buntilnya jadi, baru dikirim ke alamat pemesan.
Ada minimum order untuk pemesanannya, yaitu minimal 10 pcs. Pengirimannya menggunakan jasa Paxel. Adapun jangkauan pengirimannya juga disesuaikan dengan jangkauan Paxel. Dan sepertinya, si penjual belum memakai ekspedisi lain selain Paxel. Pertimbangannya, supaya paket buntil tetap terjaga keawetannya. Karena buntil @buntilbunur sendiri, tidak memakai bahan pengawet dan ia tergolong makanan basah. InsyaAllah, Paxel sudah teruji untuk pengiriman paket makanan, terutama makanan basah.
Untuk info dan pemesanan, bisa kontak nomor WA : 0856 4335 5331
Adminnya insyaAllah ramah. Baarakallaahu fiik.
Untuk unboxing dan review buntilnya, silahkan cek link video berikut :
Terakhir, tulisan ini dibuat oleh seorang konsumen yang sangat puas
dengan produk dan pelayanan dari @buntilbunur .
Baarakallaahu fiikum.
Semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment