Labels

Sunday, December 13, 2020

Meramaikan (kembali) Beres Suzuki (Cileungsi)

Bismillah,


Sebenarnya tulisan ini tidak terkhusus pada Beres (Bengkel Resmi) Suzuki di Cileungsi saja, namun juga pada Beres Suzuki di tempat lain yang bernasib serupa.


Bisa dikatakan, saya suka dengan motor merk Suzuki; bahkan sebelum saya punya motornya. Berbulan-bulan, saya berusaha nabung untuk beli sepeda motor. Rencananya beli baru secara cash, bukan kredit. Qadarullah, uang yang ditabung datang dan pergi. Dan yang mengendap masih jauh dari harapan. Akhirnya diputuskan beli yang seken saja. Alhamdulillah, atas izin Alloh, bisa beli motor Nex II bekas, keluaran 2018 warna hitam.


Setelah proses balik nama, rencana berikutnya adalah membawa si Nex II ke bengkel resmi. Ketika cek di Google Map, Beres Suzuki terdekat yang masih buka, ada di Cileungsi. Namun, ketika sampai didepan bengkel, terpampang sebuah spanduk yang membuat saya gelisah hingga akhirnya saya memutuskan membuat tulisan ini.



Apakah sekarang bengkel ini sudah bukan Beres Suzuki lagi dan sudah jadi bengkel motor biasa?


Iseng-iseng coba cek ke situs suzuki.co.id, dibagian Dealer sepeda motor, masih ada nama “Suzuki Cileungsi” lengkap dengan alamatnya saat ini.



Hmm... Apakah data situsnya belum di update? Ataukah ada hal lain yang tidak saya ketahui. Saya sendiri belum konfirmasi ke “orang” bengkelnya sendiri. Namun jika cari lewat Google Map, lokasinya masih tertulis Suzuki Cileungsi.

Allaahu a’lam.


Kembali ke cerita awal. Setelah sampai, kesan pertama, bengkel ini sebenarnya punya tempat yang cukup luas, tapi sekarang lebih banyak kosongnya. Sepertinya dulu menjual sepeda motor baru juga. Terlihat dari poster-poster yang masih terpasang. 




Terlihat ada satu mekanik yang sedang melakukan servis motor Satria; sepertinya tipe All New. Pemilik motornya sendiri sedang duduk di bangku tunggu. Lalu ada satu orang lagi (bapak-bapak) yang jaga sebagai front desk.

Langsung saja saya menuju bapak tersebut untuk daftar servis serta menyampaikan keluhan selama "menunggang" si Nex II. Setelah menyerahkan kunci, bapak tersebut langsung bangkit dan menuntun si Nex II masuk ke ruang servis. Yang mengejutkan, bapak tersebut tidak balik lagi ke mejanya, namun langsung mengambil kunci-kunci serta oli dan mulai “mengoprek” si Nex II. Alhasil sekarang ada dua mekanik yang sedang bekerja, tanpa ada seorang pun yang jaga sebagai front desk.

MasyaAllah.




Sambil menunggu, saya mengamati area kosong disekitar situ. Saya membayangkan, dulu mungkin banyak motor-motor baru yang berjejer disitu. Sambil menunggu motor di servis, pengunjung bisa menikmati pemandangan tersebut. Saya juga membayangkan disitu sudah ada petugas yang sigap bila ada yang ingin beli motor, atau hanya sekedar tanya-tanya. Entah kapan terakhir kali semua itu ada. Kini semua itu hanya tinggal kenangan. 



Prihatin... Itu yang saya rasakan. Tapi, tidak ada yang bisa lakukan selain bertekad untuk selalu servis rutin di bengkel ini; insyaAllah. Meskipun hanya sekedar ganti oli yang sebenarnya bisa dilakukan sendiri di rumah. Kalaupun belum tahu caranya, bisa nonton video tutorialnya di You Tube. Namun saya berpikir, dibalik orang-orang yang masih bertahan dibengkel ini, ada keluarga yang harus dicukupi kebutuhannya.

Mungkin ada yang mengatakan harga spare part motor Suzuki mahal. Bisa jadi benar. Tapi hal itu sebenarnya bisa diantisipasi dengan cara menabung. Dari uang pemasukan yang ada, bisa disisihkan sebagian untuk biaya servis dan ganti spare part motor. Toh, servis rutin belum tentu sebulan sekali, apalagi sampai ganti spare part.

Mungkin ada juga yang komentar, mekanik dan front desk-nya kurang ramah. Ya, khusnudzon saja. Bisa saja ada hal-hal yang tidak kita ketahui. Allaahu a'lam. Sabar saja. Yang penting, motor tertangani dengan baik.


Harapan saya, semoga bengkel ini akan tetap eksis dan lestari. Dan tulisan ini saya buat tanpa ada masukan atau paksaan dari pihak manapun. InsyaAllah murni hasil dari kegelisahan dan keprihatinan saya sendiri. Semoga bisa diambil manfaatnya.

Baarakallaahu fiikum.

No comments:

Post a Comment