Setiap orang pasti memiliki keluhan. Biasanya hal itu muncul karena adanya masalah yang belum terpecahkan. Dan itu manusiawi. Namun salah besar jika keluhan tersebut kemudian di-posting di jejaring sosial. Bukankah posting-an tersebut akan dibaca oleh khalayak ramai?
Apa tidak ada rasa malu ketika keluarga juga turut melihatnya?
Bukankah itu hanya akan membuka aib sendiri?
Menunjukkan karakternya yang sesungguhnya; seorang pengeluh yang ingin mencari sensasi?
Apakah puluhan tanda like dapat menentramkan kegundahan hati?
Apakah ada solusi yang jitu yang muncul melalui komentar-komentar "teman"?
Bukankah ada solusi di dalam surat Al Fatihah yang minimal dibaca seorang muslim tujuh belas kali sehari?
Alloh berfirman :
"... Iyyaa ka na'budu wa iyyaa ka nasta'iin..."
"Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan".
Lalu, mengapa harus berkeluh kesah di media jejaring sosial?
Mengapa tidak memohon pertolongan kepada Alloh?
Mengapa tidak meminta solusi dari Dzat Yang Maha Kuasa?
Yakinlah bahwa setiap masalah yang Alloh berikan bukan tanpa alasan.
Yakinlah bahwa ada hikmah dari setiap kejadian.
Dalam Surat Al Baqarah (2) ayat 286, Alloh berfirman :
"Laa yukallifullaahu nafsan illaa wus 'ahaa..."
"Alloh tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya...".
Akhirnya, masihkah perlu berkeluh kesah di jejaring sosial?
--Self reminder--
No comments:
Post a Comment