Alkisah, ada
seorang pemuda muslim. Wajahnya cukup rupawan, namun dari keluarga yang
pas-pasan. Dia lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), namun tanpa
ijasah. Penyebabnya adalah adanya tunggakan biaya administrasi yang belum
dibayarkan, sehingga pihak sekolah terpaksa “menahan” ijasahnya. Bahkan hingga
bertahun-tahun kemudian, ijasah itu masih belum “ditebusnya”.
Lulus
sekolah, dia tidak melanjutkan ke perguruan tinggi, melainkan bekerja. Tanpa
ijasah SLTA, dia tetap semangat mencari kerja. Berbagai jenis pekerjaan pun, dia
jalani. Salesman, kuli, apapun itu. Walaupun
gajinya kecil, dia tetap menjalaninya. Sempat juga dia mendapat pekerjaan
sebagai operator mesin yang “mengganggu” aktivitas ibadah Jumat-nya.
Dikarenakan mesin bekerja 24 jam, waktu kerja operator dibagi menjadi 3 shift, masing-masing 8 jam dan di rolling tiap minggu. Jadi terkadang, dia
tidak bisa menjalankan ibadah sholat Jumat dan terpaksa menggantinya dengan sholat Dzuhur.
Tapi hal tersebut tidak berlangsung lama. Ketika kontrak kerjanya habis,
perusahaan tidak memperpanjangnya. Alhasil, dia akhirnya menganggur.
Selama
menganggur, dia terus berusaha mencari informasi lowongan pekerjaan. Tanpa
ijasah SLTA, dia hanya mengandalkan riwayat pengalaman kerjanya. Tapi, selain mencari
kerja, ada hal lain yang dia cari..., calon istri. Beberapa kali, dia melakukan
ta’aruf. Tapi, kecocokan itu belum kunjung tiba. Ada kalanya dia yang merasa
tidak cocok. Lain waktu, wanitanya yang
merasa kurang sreg. Hingga akhirnya,
dia bertemu dengan-nya. Seorang wanita yang mau menerima kondisinya apa adanya,
meskipun saat itu dia tidak mempunyai pekerjaan. Ternyata, segala urusannya pun di mudahkan.
Orang tua keduanya merestui hubungan mereka. Jadilah mereka menikah. Bekal yang dia bawa hanya uang
sekitar 1 juta rupiah plus mas kawin
seperangkat alat sholat. Berangkatnya pun hanya ditemani kakak lelakinya, dikarenakan
kondisi ibunya yang sudah tidak memungkinkan untuk melakukan perjalanan jauh,
sedang ayahnya sudah meninggal dunia. Pernikahan itu pun dilangsungkan
secara sederhana.
Ternyata pernikahan
itu mendatangkan rejeki yang tidak terduga. Dua bulan kemudian, dia
mendapat pekerjaan baru. Istrinya pun turut bekerja di perusahaan lain. Alhasil, pemasukannya jadi dobel. Puncak kebahagiannya terjadi
beberapa bulan kemudian. Pasangan tersebut di karuniai anak perempuan. Namun berikutnya, ujian berat
mulai datang.
Bersambung....
No comments:
Post a Comment